SYEIKH MAULANA HUSAIN JUMADIL KUBRO (SYEIKH JAMALUDDIN AKBAR AL-HUSAINI)
SYEIKH MAULANA HUSAIN JUMADIL KUBRO
(SYEIKH JAMALUDDIN AKBAR AL-HUSAINI)
Syeikh Jamaluddin Akbar Al-Husaini atau Syeikh Maulana
Husain Jumadil Kubro (1310-1453M) dikenal sebagai seorang muballigh terkemuka,
dimana sebagian besar penyebaran Islam di Nusantara (Wali
Songo) berasal dari
keturunannya. Beliau dilahirkan pada tahun 1310 M di negeri Malabar, yakni sebuah negeri dalam wilayah
Kesultanan Delhi. Ayahnya adalah seorang Gubernur (Amir)
negeri Malabar, yang bernama Amir Ahmad Syah Jalaluddin.
Nasab
lengkap beliau adalah:
Maulana Husin Jumadil Kubro bin Ahmad Syah
Jalaluddin bin Abdullah Azmatkhan bin Abdul Malik bin ‘Alwi ‘Ammil Faqih bin
Muhammad Shohib Mirbath bin ‘Ali Khali Qasam bin ‘Alwi Shohib Baiti Jubair bin
Muhammad Maula Ash-Shaouma’ah bin ‘Alwi al-Mubtakir bin ‘Ubaidillah bin Ahmad
Al-Muhajir bin ‘Isa An-Naqib bin Muhammad An-Naqib bin
‘Ali Al-’Uraidhi bin Imam Ja’far Ash-Shadiq bin Imam Muhammad al-Baqir bin Imam
‘Ali Zainal ‘Abidin bin Imam Husain Asy-Syahid bin Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad
Rasulullah.
Syeikh Jamaluddin Akbar Al Husaini memiliki
banyak saudara, di antaranya adalah:
Ø Aludeen
Abdullah,
Ø Amir
Syah Jalalluddeen (Sultan Malabar),
Ø Alwee
Khutub Khan,
Ø Hasanuddeen,
Ø Qodeer
Binaksah,
Ø Ali
Syihabudeen Umar Khan,
Ø Syeikh
Mohamad Ariffin Syah (Datuk Kelumpang Al Jarimi Al Fatani), dan
Ø Syeikh
Thanauddeen (Datuk Adi Putera).
Syeikh Jamaluddin Akbar Al Husaini memiliki
beberapa nama panggilan, diantaranya:
Ø Sayyid
Husain Jamaluddin,
Ø Syeikh
Maulana Al-Akbar atau Syeikh Jamaluddin Akbar Gujarat.
beliau tercatat memiliki isteri 6 orang,
yaitu :
1. Lalla Fathimah binti Hasan bin Abdullah Al-Maghribi
Al-Hasani dari Morocco, beliau memperoleh seorang anak yang
kemudian dikenal dengan nama Maulana Muhammad Al-Maghribi.
2. Puteri Nizam Al Mulk dari Delhi, beliau
memperoleh 4 orang anak yaitu Maulana Muhammad Jumadil Kubra, Maulana Muhammad
‘Ali Akbar, Maulana Muhammad Al-Baqir(Syeikh Subaqir), dan Syaikh Maulana Wali
Islam.
3. Puteri Linang Cahaya(Menikah tahun 1350 M),
memperoleh 3 anak yaitu Pangeran Pebahar, Fadhal(Sunan Lembayung), Sunan
Kramasari(Sayyid Sembahan Dewa Agung), dan Syeikh Yusuf Shiddiq.
4. Puteri Ramawati atau Puteri Jeumpa dari kerajaan Pasai(Menikah
tahun 1355 M), beliau memperoleh seorang anak yang bernama Maulana Ibrahim Al
Hadrami.
5. Puteri Syahirah dari Kelantan(Menikah
tahun 1390 M), beliau memperoleh 3 orang anak yaitu ’Abdul Malik, ‘Ali Nurul
‘Alam dan Siti ‘Aisyah(Putri Ratna Kusuma).
6. Puteri Jauhar (Diraja Johor), beliau memperoleh
2 orang anak yaitu Muhammad Berkat Nurul Alam dan Muhammad Kebungsuan.
(Note : Ke-empat isterinya yang terakhir,
beliau nikahi selepas tiap-tiap seorang daripadanya meninggal dunia).
Pada tahun 1349 M, Syeikh Jamaluddin
Akbar Al Husaini bersama adiknya Syeikh Thanauddeen(Datuk Adi Putera), tiba di
Kelantan dalam menjalankan misi dakwahnya, dari Kelantan beliau menuju Samudra
Pasai dan pada awal abad ke-15, Syeikh Jamaluddin Akbar Al Husaini kemudian
bergerak ke arah tanah Jawa dengan kedua anaknya yakni Maulana Malik Ibrahim(Sunan
Gresik) dan Maulana Ishaq, setelah itu mereka berpisah. Maulana Malik Ibrahim(Sunan
Gresik) ke Champa(sebelah
selatan Vietnam), yang kemudian mengislamkan Kerajaan Campa, sementara adiknya
Maulana Ishaq pergi ke Aceh dan mengislamkan Samudra Pasai. Beliau sendiri bergerak ke arah Sulawesi, hal
ini dikarenakan sebagian besar orang bugis ketika itu belum masuk islam dan kemudian
beliau mengislamkan Raja Lamdu Salat pada tahun 1380 M. Pada tahun 1453 M,
Syeikh Jamaluddin Akbar Al Husaini di panggil menghadap ILLAHI RABBI dan
dimakamkan tepatnya di daerah Tosora,Wajo Sulawesi-Selatan, namun petilasan(maqam)-nya
dilaporkan ada di beberapa tempat, yaitu di Semarang, Trowulan, dan
di Desa Turgo(dekat Plawangan), Kecamatan Turi, Yogyakarta.
Sejarah menerangkan bahwa beberapa
Walisongo, yaitu Sunan Ampel(Raden Rahmat) dan Sunan Giri(Raden Paku) adalah
cucunya, Sunan Bonang dan Sunan Drajad adalah buyutnya, dan Sunan Kudus adalah
cicitnya(keturunan ke-empat). Jadi bisa dikatakan bahwa para Walisongo
merupakan keturunan etnis Uzbek.
1.
Sunan Ampel(Raden Rahmat).
Sunan Ampel
bernama asli Raden Rahmat, keturunan ke-22 dari Nabi Muhammad,
menurut riwayat ia adalah putra Ibrahim Zainuddin Al-Akbar
dan seorang putri Champa
yang bernama Dewi Condro Wulan binti Raja Champa Terakhir Dari Dinasti Ming.
Nasab lengkapnya sebagai berikut:
Sunan Ampel bin Sayyid Ibrahim Zainuddin
Al-Akbar bin Sayyid Jamaluddin Al-Husain bin Sayyid Ahmad Jalaluddin bin Sayyid
Abdullah bin Sayyid Abdul Malik Azmatkhan bin Sayyid Alwi Ammil Faqih bin
Sayyid Muhammad Shahib Mirbath bin Sayyid Ali Khali’ Qasam bin Sayyid Alwi bin
Sayyid Muhammad bin Sayyid Alwi bin Sayyid Ubaidillah bin Sayyid Ahmad
Al-Muhajir bin Sayyid Isa bin Sayyid Muhammad bin Sayyid Ali Al-Uraidhi bin
Imam Ja’far Shadiq bin Imam Muhammad Al-Baqir bin Imam Ali Zainal Abidin bin
Imam Al-Husain bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah.
Sunan
Ampel umumnya dianggap sebagai sesepuh oleh para wali lainnya. Pesantrennya
bertempat di Ampel Denta, Surabaya,
dan merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam tertua di Jawa. Ia
menikah dengan Dewi Condrowati yang bergelar Nyai Ageng Manila, putri adipati
Tuban bernama Arya Teja dan menikah juga dengan Dewi Karimah binti Ki Kembang
Kuning. Pernikahan Sunan Ampel dengan Dewi Condrowati alias Nyai Ageng Manila
binti Aryo Tejo, berputera: Sunan Bonang,Siti Syari’ah,Sunan Derajat,Sunan
Sedayu,Siti Muthmainnah dan Siti Hafsah. Pernikahan Sunan Ampel dengan Dewi
Karimah binti Ki Kembang Kuning, berputera: Dewi Murtasiyah,Asyiqah,Raden
Husamuddin (Sunan Lamongan,Raden Zainal Abidin (Sunan Demak),Pangeran Tumapel
dan Raden Faqih (Sunan Ampel 2. Makam Sunan Ampel teletak di dekat Masjid Ampel,
Surabaya.
2.
Sunan Giri(Raden Paku).
Sunan Giri
adalah putra Maulana
Ishaq. Sunan Giri adalah keturunan ke-23 dari Nabi Muhammad,
merupakan murid dari Sunan Ampel dan saudara seperguruan dari Sunan Bonang. Ia
mendirikan pemerintahan mandiri di Giri Kedaton, Gresik; yang selanjutnya berperan sebagai pusat
dakwah Islam di wilayah Jawa dan Indonesia timur, bahkan sampai ke kepulauan
Maluku. Salah satu keturunannya yang terkenal ialah Sunan Giri Prapen, yang
menyebarkan agama Islam ke wilayah Lombok dan Bima.
3.
Sunan Bonang.
Sunan Bonang
adalah putra Sunan Ampel, dan merupakan keturunan ke-23 dari Nabi Muhammad.
Ia adalah putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban
bernama Arya Teja. Sunan Bonang banyak berdakwah melalui kesenian untuk menarik
penduduk Jawa agar memeluk agama Islam. Ia dikatakan sebagai penggubah suluk Wijil
dan tembang Tombo Ati, yang masih sering dinyanyikan orang.
Pembaharuannya pada gamelan
Jawa ialah dengan memasukkan rebab
dan bonang,
yang sering dihubungkan dengan namanya. Universitas
Leiden menyimpan sebuah karya sastra bahasa Jawa bernama Het
Boek van Bonang atau Buku Bonang. Menurut G.W.J. Drewes, itu bukan
karya Sunan Bonang namun mungkin saja mengandung ajarannya. Sunan Bonang
diperkirakan wafat pada tahun 1525. Ia dimakamkan di daerah Tuban, Jawa Timur.
4.
Sunan Drajat
Sunan Drajat
adalah putra Sunan Ampel, dan merupakan keturunan ke-23 dari Nabi Muhammad.
saudara dari sunan derajat adalah masih munat. masih munat nantinya terkenal
dengan nama sunan derajat.sunan derajat terkenal juga dengan kegiatan
sosialnya. dialah wali yang memelopori penyatuan anak-anak yatim dan orang
sakit. Ia adalah putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila, putri adipati
Tuban bernama Arya Teja. Sunan Drajat banyak berdakwah kepada masyarakat
kebanyakan. Ia menekankan kedermawanan, kerja keras, dan peningkatan kemakmuran
masyarakat, sebagai pengamalan dari agama Islam. Pesantren Sunan Drajat
dijalankan secara mandiri sebagai wilayah perdikan, bertempat di Desa Drajat,
Kecamatan Paciran, Lamongan.
Tembang macapat Pangkur disebutkan sebagai ciptaannya. Gamelan
Singomengkok
peninggalannya terdapat di Musium Daerah Sunan Drajat, Lamongan. Sunan Drajat
diperkirakan wafat wafat pada 1522.
5. Sunan Kudus.
Sunan Kudus
adalah putra Sunan
Ngudung atau Raden Usman Haji, dengan Syarifah Ruhil atau Dewi
Ruhil yang bergelar Nyai Anom Manyuran binti Nyai Ageng Melaka binti Sunan
Ampel. Sunan Kudus
adalah keturunan ke-24 dari Nabi Muhammad.
Sunan Kudus bin Sunan Ngudung bin Fadhal Ali
Murtadha bin Ibrahim Zainuddin Al-Akbar bin Jamaluddin Al-Husain bin
Ahmad Jalaluddin bin Abdillah bin Abdul Malik Azmatkhan bin Alwi Ammil Faqih
bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khali’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi
bin Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraidhi bin
Ja’far Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al-Husain bin
Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah.
Sebagai seorang wali, Sunan Kudus
memiliki peran yang besar dalam pemerintahan Kesultanan Demak,
yaitu sebagai panglima perang, penasehat Sultan Demak, Mursyid Thariqah dan
hakim peradilan negara. Ia banyak berdakwah di kalangan kaum penguasa dan
priyayi Jawa. Di antara yang pernah menjadi muridnya, ialah Sunan Prawoto
penguasa Demak, dan Arya Penangsang adipati Jipang Panolan. Salah satu
peninggalannya yang terkenal ialah Mesjid Menara Kudus, yang arsitekturnya
bergaya campuran Hindu dan Islam. Sunan Kudus diperkirakan wafat pada tahun 1550.
Kuburan Syeh Maulana Akbar ada di pinrang di sebelah kuburan anak nya syekh hasan (mukti pertama dan Qadhi I Kerajaan Sawitto)dan sering kami kunjungi kalau pulan kampun di sul-sel
BalasHapusKuburan Syeh Maulana Akbar ada di pinrang di sebelah kuburan anak nya syekh hasan (mukti pertama dan Qadhi I Kerajaan Sawitto)dan sering kami kunjungi kalau pulan kampun di sul-sel
BalasHapus